Budidaya tanaman bawang merah

Budidaya tanaman bawang merah

Budidaya tanaman bawang merah, tanaman ini ditanam tidak khusus diambil sebagai bahan sayuran, melainkan dipergunakan sebagai bumbu atau penyedap masakan. Ini termasuk jenis tanaman Hortikultura dan satu keluarga dengan Lilia atau dalam bahasa Latin Liliaceae, yang berumbi lapis, berakar serabut, serta mempunyai bentuk daun silindris.

Pangkal daun bersatu membentuk batang semu yang kelak berubah bentuk dan fungsi. Semula merupakan pangkal daun, kemudian membentuk umbi lapia.

Bawang merah merupakan tanaman semusim, artinya tanaman yang dapat dipungut hasilnya 1 sampai 3 kali dari umur 3 minggu hingga 6 bulan atau lebih sedikit.

Bawang merah merupakan tanaman rendah, tingginya hanya mencapai 15 sampai 60 cm. Daunnya seperti pita yang meruncing di bagian ujung. Batang yang tertutup tanah semakin membesar disebut umbi. Umbi bawang merah berlapis-lapis. Berdekatan dengan umbi tersebut, kelak dapat tumbuh umbi-umbi baru yang berlapis-lapis pula.

Umbi yang baru disebut umbi samping. Dari satu induk umbi, akan tumbuh beberapa umbi samping. Selanjutnya jika umbi samping dipisahkan dari induknya dan ditanam kembali, akan tumbuh menjadi bawang merah baru.

Beberapa faktor budidaya bawang merah yang harus diperhatikan



Berbagai faktor budidaya bawang merah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Jika petani tidak memperhatikan cuaca atau iklim dan pengolahan tanah secara sungguh-sungguh tentu akan mengalami kegagalan. Oleh karena itu harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini.

1. Iklim
Pada umumnya tanaman ini tumbuh baik pada musim kemarau, akan tetapi harus cukup air, maka petani harus benar-benar memperhatikannya. Untuk mencapai tingkat keberhasilan yang dicapai, para petani harus mempersiapkan dan memperhatikan perubahan iklim, sebab iklim merupakan salah satu faktor penting bagi keberhasilan budidaya bawang merah ini.

Biasanya para petani memilih waktu penanaman pada saat akhir musim penghujan atau menjelang akhir musim kemarau. Pada bulan-bulan tersebut produksi tanaman dapat mencapai hasil yang tinggi.

Seringkali terjadi para petani menanam pada iklim yang kurang menguntungkan. Hal tersebut bertujuan untuk mengejar harga yang biasanya melonjak tinggi.

2. Sinar matahari
Jenis tanaman bawang merah menghendaki penyinaran dari sinar matahari yang sedang, artinya penyinaran yang disertai dengan hembusan angin.

Sinar matahari sangat dibutuhkan untuk pembentukan zat hijau daun atau klorophyl, serta untuk pertumbuhan bagi proses asimilasi. Jika tanaman kurang mendapatkan sinar matahari, maka pertumbuhannya lemah dan pucat.

3. Curah hujan.
Tanaman bawang merah hanya dapat diusahakan di daerah yang tidak kekurangan air. Meskipun tempat penanaman tersebut kering, tetapi jika di daerah sekitar cukup sumber air, maka besar kemungkinan akan berhasil.

Tanaman ini tidak menghendaki hujan lebat. Andaikata ada petani menanam, hasilnya kurang memuaskan meskipun pertumbuhannya baik. Hal ini áda kemungkinan pengikatan Nitrogen (N) atau zat lemas yang berguna untuk pertumbuhan pucuk daun akan berkurang, karena banyak unsur-unsur yang tercuci larut di dalam tanah.

4. Suhu.
Tinggi rendahnya suhu akan menimbulkan reaksi pada tanaman ini. Pertumbuhan tanaman bawang merah memerlukan batas-batas suhu tertentu. Pada suhu yang tinggi tanaman ini akan kehilangan air akibat penguapan.

Tanaman bawang merah ini ditanam pada akhir musim penghujan, karena tanah masih cukup basah menyimpan air, sehingga pada musim kemarau tiba tanaman sudah cukup kuat terhadap udara kering.

5. Kelembaban.
Tanaman ini membutuhkan kelembaban yang cukup, dalam arti kelembaban udara dengan kelembaban tanah harus seimbang. Kelembaban udara yang rendah dan pengairan tanah yang kurang mengakibatkan penguapan dan penghisapan air dari dalam tanah menjadi tidak seimbang, maka pertumbuhannya pun akan merana atau bahkan mati.

Sebaliknya jika kelembaban cukup tinggi, sedangkan antara penguapan dan penghisapan air seimbang, maka pertumbuhan akan lebih cepat. Curah hujan yang terlalu banyak akan menimbulkan berjangkitnya berbagai macam penyakit pada tanaman.

6. Angin.
Angin mempunyai faktor penting bagi pertumbuhan tanaman ini. Pada musim kemarau maupun musim penghujan, angin yang besar sangat tidak dikehendaki, karena disamping berpengaruh pada proses atau peristiwa penguapan air, juga seringkali merusak tanaman. Daun-daun yang semula segar berdiri, akan roboh terhempas angin.

7. Tanah
Tanah memberikan unsur-unsur makanan pada tanaman. Akar-akar tanaman mengambil zat-zat makanan di dalam tanah yang mengandung bunga tanah, selanjutnya dipergunakan bagi pertumbuhan tanaman.

Tanah merupakan bagian yang sangat penting untuk menghasilkan produksi pertanian, yang berperan sebagai tempat pertumbuhan tanaman, menyediakan unsur-unsur makanan, sumber air bagi tanaman serta sebagai tempat peredaran udara.

Tanah yang baik untuk tanaman bawang merah adalah tanah yang dalam, gembur, dan banyak mengandung bahan-bahan organik, karena tanah yang demikian dapat menahan air.

Demikian pula tanah lempung berpasir, sangat baik bagi pertumbuhan tanaman, sebab tanah berpasir mempunyai sifat gembur, mengandung organik, sedangkan tanah lempung bersifat menahan air.

Perlu diketahui bahwa bagian tanaman yang berada di atas tanah selalu mengambil Oksigen atau O2 dari udara, sedangkan akar mengambilnya dari udara dan dari dalam tanah.

Andaikata tanah terlalu tergenang air, maka udara di dalam tanah terdesak keluar melalui pori-pori tanah. Akibatnya Oksigen dari dalam tanah akan berkurang, sehingga pernafasan akar akan terganggu.

Perencanaan budidaya bawang merah



Untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan mantap, maka perlu diadakan perencanaan budidaya bawang merah secara sungguh-sungguh. Bila perlu harus mencari beberapa informasi atau keterangan dari Petugas Penyuluh Lapangan Pertanian, kemudian dipertimbangkan sesuai kemampuan. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Modal yang tersedia harus disesuaikan dengan luas sawah yang hendak dikerjakan. Hal ini bertujuan agar persediaan kebutuhan pokok sehari-hari masih tetap ada.

2. Musim yang sedang berlangsung menguntungkan atau tidak.

3. Pemilihan waktu bertanam yang tepat, artinya harus disesuaikan dengan keadaan cuaca.

4. Varietas atau jenis bawang merah yang hendak dipakai harus cocok dengan keadaan setempat.

5. Perhitungan harga yang mungkin terjadi pada waktu panen, lebih menguntungkan atau merugikan jika dibandingkan dengan pengeluaran bibit, obat-obatan dan biaya pekerja.

Jika pertimbangan tersebut di atas direncanakan secara matang dan sungguh-sungguh, niscaya akan memperoleh hasil yang lebih tinggi. Paling tidak petani dapat meraba keuntungannya lewat perhitungan yang matang.

Sebelum melangkah pada proses pembibitan, terlebih dahulu mempersiapkan perencanaan penggarapan tanah.

A. Penyediaan Tanah.

Tanah dikatakan baik dan subur apabila tanaman yang tumbuh dapat menghasilkan produksi yang baik. Tanah yang sudah dipersiapkan untuk menanam bibit bawang merah, terlebih dahulu harus dikerjakan, dengan maksud agar keadaan tanah menjadi longgar.

Hal tersebut menjadikan pertukaran udara di dalam tanah menjadi baik dan lancar, sehingga mempermudah gas-gas Oksigen masuk ke dalam tanah, sedangkan gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat beroksidasi, serta asam-asam dapat keluar dari dalam tanah.

Penggarapan tanah agar menjadi longgar bertujuan pula untuk menjadikan akar tanaman dapat bergerak dengan bebas dalam menghisap zat-zat makanan.

Sebenarnya di dalam tanah banyak terdapat jasad-jasad hidup yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dan secara langsung mengikat Nitrogen dari udara, sehingga menjadikan tanah menjadi subur penuh pupuk organís.

Jasad-jasad hidup itulah yang disebut bakteri atau dalam bahasa Latin Micro Organisma. Di bidang pertanian bakteri mempunyai peranan penting.

Tanaman akan tumbuh subur jika faktor tanah tersebut cukup mengandung air, cukup udara, dan terkena sinar matahari. Tanah yang subur adalah tanah yang banyak humus atau bunga tanah. Humus itu sendiri terbentuk dari hancurnya sisa-sisa tumbuhan yang disebabkan oleh bakteri, dimana dalam tumbuhan tersebut terdapat liginin atau zat kayu.

Zat kayu tersebut akan tetap tinggal di dalam tanah, kemudian bercampur dengan zat-zat lain yang terdapat dalam tanah pula. Hasil percampuran itu akan menghasilkan bentuk baru yang disebut Ligno protein atau tein yang dibutuhkan oleh tanaman pokok atau utama.

Zat tersebut merupakan zat utama dalam humus. Disamping pembentukan humus, bakteri juga mempunyai peranan menghacurkan pupuk kandang dan pengikatan Nitrogen atau zat lemas yang diperlukan oleh tanaman.

Tanah yang baik adalah tanah yang banyak mengandung bermacam-macam unsur makanan yang sangat berguna bagi makanan tanaman, dan unsur-unsur yang mutlak dibutuhkan oleh tanaman dengan jumlah banyak, diantaranya, NPK atau Nitrogen, Phosphor, dan Kalium. Sedangkan unsur-unsur lainnya hanya dalam jumlah sedikit.

Setiap tanah pada umumnya mempunyai reaksi tanah atau keasaman tanah yang berbeda-beda, tergantung dari keadaan daerah masing-masing. Reaksi tanah tersebut dinyatakan dengan pH. Untuk jenis tanaman bawang merah mempunyai keasaman tanah (pH) antara 6,5 sampai 7,5.

B. Memilih Tempat.

Tidak keseluruhan tempat atau daerah cocok untuk tanaman bawang merah. Tanaman ini dapat hidup di dataran rendah dan dataran tinggi, yang mempunyai standar ketinggian antara 0 hingga 800 meter di atas permukaan laut.

Tempat yang akan dipergunakan harus datar, atau agak miring serta terbuka, artinya tidak tertutup oleh pohon-pohon besar, karena tanaman bawang merah sangat memerlukan sinar matahari.

Jika tanaman tersebut terlindung oleh pepohonan besar, maka pertumbuhannya akan lemah, karena tanaman bawang merah membutuhkan air yang cukup banyak, maka perlu memilih tempat yang dekat dengan sumber air seperti sungai ataupun sumber air lainnya.

Hal ini sebagai persiapan pada musim kemarau, sehingga proses penyiraman tanaman tidak mengalami kesukaran. Apalagi bila di sekitar tanah garapan jauh dari sumber air (sungai) maka perlu dibuat sumur.

baca selanjutnya budidaya tanaman porang atau iles-iles

Pengolahan Tanah.



Agar memperoleh hasil yang maksimal, maka tanah yang hendak dijadikan tempat tanaman perlu diolah. Pengolahan tanah tersebut bertujuan:

1. Supaya tanah menjadi gembur, sehingga peredaran air dan udara di dalam tanah lebih mudah dan luas. Pada tanah yang gembur, dapat menyebabkan zat-zat makanan di dalam tanah menjadi sempurna tanpa mengalami kesukaran.
2. Air yang berlebihan dengan mudah meresap atau menguap.
3. Akar tanaman dapat menembus tanah dengan mudah.
4. Dapat mematikan rumput-rumput liar.

Tanah diolah, kemudian rumput-rumput liar dibersihkan dengan cara dipendam. Kelak rumput-rumput tersebut akan membusuk di dalam tanah, dan dapat berguna sebagai bunga tanah. 5. Hama yang bertelur dan hidup pada rumput liar akan ikut terpendam.

Untuk mengolah tanah dengan mudah dapat menunggu tanah tersebut menjadi lembab. Kelembaban tanah didapat setelah hujan turun atau dengan sengaja dialiri air sungai.

Sesudah tanah menjadi lembab, barulah dikerjakan dengan jalan Mencangkul. Kurang lebih 1 minggu sebelum membuat bedengan, terlebih dahulu tanah tersebut diolah dengan sistem di cangkul. Hal ini bertujuan untuk mencampurkan tanah yang terletak pada lapisan atas dengan tanah lapisan bawah.

Membuat selokan dan bedengan.
Selesai pengolahan tanah, perlu dibiarkan di bawah terik sinar matahari antara 4 hingga 5 hari, kemudian membuat selokan.

Tanah bekas selokan diletakkan di atas menjadi gundukan lurus yang selanjutnya dijadikan bedengan, hal tersebut bertujuan:
1. Memudahkan pembuangan air hujan.
2. Mempermudah pemeliharaan.
3. Mempermudah penyiraman.
4. Menghindari injakan-injakan kaki.

Ukuran bedengan.
Pada umumnya ukuran bedengan dibuat sebagai berikut: Panjang: tergantung panjang sawah atau petakan. Lebar : 100 125 cm. Tinggi : 30 cm. Hal tersebut dapat disesuaikan dengan luas lahan sawah atau petak pada tanah garapan.

Untuk memperkuat tanah bedengan agar tidak mudah longsor, maka pada tiap-tiap tepi bedengan perlu dipadatkan dengan mengambil tanah gembur dari selokan.

Pada saat mempersiapkan bedengan sebaiknya sekaligus diberi pupuk dasar seperti pupuk kandang, kompos kering sesuai kebutuhan.

Selokan atau tempat penampungan air di tepi bedengan, pada umumnya berukuran: Panjang: disesuaikan dengan panjang bedengan. Lebar Dalam 30 sampai 45 cm. Ukuran selokan dan bedengan.

Meratakan bedengan.
Selesai pembuatan selokan dan bedengan, langkah selanjutnya meratakan tanah di atas bedengan, kemudian dibiarkan selama 1 minggu.

Mengolah bedengan.
Setelah mengalami istirahat selama 1 minggu, tanah sudah rata di atas bedengan diolah kembali. Tanah dibalik agar menjadi gembur, kemudian dihancurkan menjadi kecil-kecil, sekaligus diberi pupuk dasar.

Pada saat menggemburkan tanah, usahakan tidak dalam keadaan basah tergenang air hujan, sebab akan mengakibatkan tanah menjadi bubur, dan jika nanti kering akan menjadi padat.

Tujuan pengolahan tanah tersebut adalah: Menggemburkan tanah kembali, agar proses peredaran udara dan air lebih sempurna mengurangi penguapan air di dalam tanah.

Pengerasan tepi bedengan.
Untuk memperkuat bedengan, pada bagian tepi diberi tanah liat yang diambil dari selokan. Hal tersebut bertujuan disamping menahan terjadinya tanah longsor akibat hujan, juga agar pupuk yang diberikan tidak hanyut terbawa air hujan atau air siraman.

Budidaya bawang merah dengan pembibitan



Budidaya bawang merah dengan bibit yang baik sangat menentukan hasil. Adapun bibit bawang merah yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Mempunyai daya tumbuh yang baik.
Yang dimaksud dengan daya tumbuh adalah kekuatan tumbuh bibit dalam jangka waktu tertentu, artinya bawang merah yang hendak dijadikan bibit harus benar-benar mempunyai daya tumbuh yang baik dan sehat, yaitu umur di kebun kurang lebih 70 hari.

2. Kemurnian bibit.
Bibit bawang merah dikatakan murni adalah tidak bercampur dengan bibit jenis (varietas) lain. Bibit hārus bersih dari bibit-bibit yang telah rusak dan basah. Banyaknya bibit tiap 1 ha tanah memerlukan 6 sampai 10 kuintal.

3. Bebas dari hama penyakit.
Hendaknya memilih bibit berasal dari tanaman yang sehat dalam arti semasa pertumbuhan bawang merah benar-benar terjaga dari hama dan penyakit. Bibit harus kering, serta sudah mengalami masa penyimpanan dalam rak bibit selama 3 hingga 4 bulan.

Dalam hal pembibitan, tidak dibenarkan memilih bibit secara sembarangan, karena bibit yang baik akan menentukan pula hasil yang baik.

4. Memilih Bibit Yang Baik.
Guna memperoleh hasil yang baik, bibit harus diseleksi terlebih dahulu. Beberapa hari sebelum ditanam, umbi bawang harus dipotong, selanjutnya dikupas agar menjadi butiran-butiran siung. Pada waktu umbi dikupas menjadi siung, hindari timbulnya kerusakan atau luka pada siung untuk mencegah bibit tetap sehat, tidak busuk terserang penyakit.

Bibit harus bersih, sehat dari gangguan hama dan penyakit, bibit yang baik adalah bibit yang memenuhi syarat-syarat tertentu seperti yang telah diungkapkan sebelumnya. Hal itu pun tidak lepas dari penelitian yang lebih seksama, diantaranya harus memilih bibit bawang merah yang besarnya seragam dan sehat.

Jika bibit terlalu kecil akan menghasilkan bawang atau umbi bawang baru sedikit, akan tetapi jika terjadi besar dan kecil akan mengalami perbedaan umbi baru.

Sebaiknya antara bibit yang besar dan kecil, tempat penanamannya harus dipisah pada bedengan-bedengan tersendiri.

5. Pemotongan Bibit.
Pemotongan bibit pada bawang merah bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan. Hanya kelemahannya akan mudah terserang hama dan penyakit, jika pemotongannya tidak berhati-hati. Cara pemotongan diambil 3 bagian atas bibit.

Penanaman

Secara umum, tujuan penanaman yaitu untuk memperoleh hasil yang sebanyak-banyaknya dengan mutu yang baik. Untuk memperoleh tanaman yang subur dan sehat diperlukan pengolahan tanah yang sempurna.

A. Persiapan.

Selesai pengolahan tanah dan pemotongan bibit, hendaklah persiapan yang hendak dilaksanakan harus dikontrol secara cermat. Andaikata masih ada rumput-rumput liar yang tumbuh di bedengan harus secepatnya dicabut beserta akar-akarnya, sebab dikhawatirkan akan tumbüh lagi bersama bibit yang baru ditanam.

Sebelum menanam bibit bawang merah, tanah bedengan sebaiknya diberi pupuk kandang atau pupuk buatan yang digunakan sebagai pupuk dasar, sehari sebelum penanaman dengan jalan disebarkan di atas permukaan bedengan. Pada saat hendak ditanam, terlebih dahulu lakukan penyiraman bedengan, agar tanah menjadi lembab dan mempermudah penancapan bibit.

B. Waktu Penanaman.

Penanaman bibit bawang merah biasanya dilakukan pada saat akhir musim hujan, kira-kira bulan April, Mei, Juni atau menjelang akhir musim kemarau, kira-kira bulan Oktober. Pada umbi bibit yang hendak ditanam sudah mulai ada tanda-tanda akan ada akar dan bakal daun yang tumbuh.

C. Cara Penanaman.

Jika persiapan bibit cukup banyak, sebaiknya gunakan umbi yang berukuran cukup besar, sebab kelak usia panen cenderung lebih cepat jika dibandingkan dengan umbi bibit yang berukuran kecil. Untuk itu sebaiknya penanaman bibit harus seragam.

Bibit umbi berukuran kecil jika ditelusuri sebelum menjadi bibit, pernah terkena serangan hama atau penyakit, hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan, terkecuali bibit dari varietas atau jenis bawang merah kecil.

Penanaman bibit sebaiknya dilakukan secara teratur, rapi dan sejajar, menggunakan blak atau alat ukuran yang terbuat dari bambu. Jarak tanam antar barisan sekitar 15-20 sentimeter, sedangkan antar tanaman sekitar 8-10 sentimeter.

Pada waktu tanam, bagian pangkal bibit berada di bawah. Bibit ditanam atau dibenamkan 3 bagian di bawah permukaan tanah, sedangkan 3 bagian bibit harus ada di permukaan tanah.

Jika penanaman bibit terlalu dalam dapat mengakibatkan kesulitan pertumbuhan pada tunas, dan bibit mudah rusak. Sebaliknya jika letak bibit kurang dalam mudah terbawa oleh pengikisan tanah yang diakibatkan hujan atau waktu penyiraman.

Pada prinsipnya penanaman bibit bawang merah tidak boleh terlalu dalam ataupun keluar dari permukaan tanah, agar pembentukan rumpun tetap baik.

Pemeliharaan

Sudah selayaknya jika menghendaki suatu keberhasilan, tentu akan bekerja lebih keras dan berhati-hati. Demikian pula pada tanaman bawang merah, benar-benar harus memerlukan perhatian khusus guna mengikuti perkembangan dari awal hingga panen. Kesadaran, kesabaran, dan keterampilan sangat dibutuhkan dalam pengolahan tanaman bawang merah.

Penyiraman

Tanaman bawang merah membutuhkan air cukup banyak, lebih-lebih jika pertumbuhannya subur dan cepat. Penyiraman tanaman ini tergantung pada musim. Pada musim penghujan perlu adanya perhatian sungguh-sungguh, karena apabila terlalu banyak air akan menyebabkan tanah selalu lembab, sehingga mudah terkena penyakit busuk umbi.

Maksud dari penyiraman adalah:
1. Menggantikan air yang sudah banyak menguap pada siang hari.
2. Mengembalikan kekuatan tanaman hingga malam hari.
3. Penambahan terhadap tanaman-tanaman yang kurang air.

Pemberian jumlah air pada tanaman bawang merah sangat tergantung pada berbagai faktor, diantaranya: Keadaan cuaca. Jika keadaan sedang berawan, dimana penguapan tidak sebanyak pada waktu panas, maka penyiraman tidak perlu banyak.

Umur tanaman.

Tanaman yang masih berumur muda memerlukan penyiraman yang lebih banyak daripada tanaman yang sudah berumur 1 bulan. Pemberian air berlebihan sama sekali tidak dibenarkan, sebab disamping mempengaruhi pada umbi, juga akan mengakibatkan padatnya tanah yang akhirnya mengganggu peredaran udara di dalam tanah.

Air yang digunakan untuk penyiraman harus bersih, jernih, tidak bercampur dengan lumpur dan tidak pula mengandung bahan-bahan pembusuk yang dapat mengakibatkan kekurangan zat asam di dalam tanah, hingga merugikan bagi tanaman.

Tanaman bawang merah setiap pagi harus disiram. Apabila tanaman dalam keadaan sehat, penyiraman dilakukan pada waktu pagi hari, tetapi jika tanamam kurang subur atau pertumbuhannya lambat, maka penyiraman dilaksanakan pada sore hari.

Penyiangan

Untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, maka rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman bawang merah harus disiang atau dicabut.

Penyiangan rumput-rumput liar sangat diperlukan, karena disamping merugikan tanaman, juga menghalangi pertumbuhan.

Rumput liar selalu menghisap dan merebut zat-zat makanan yang diperlukan tanaman bawang merah, dan juga merebut cahaya, CO2, yang mestinya sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Catatan: Uraian pelaksanaan penyiangan di atas sampai 4 kali. Dalam hal penyiangan, biasanya tiap-tiap daerah berbeda, hal tersebut tergantung pada tingkat kesuburan tanah. Yang penting pelaksanaan penyiangan dilakukan sebelum pemupukan.

Pemupukan

Pemupukan adalah proses pemberian zat-zat tertentu untuk mencukupi atau menambah zat-zat makanan yang berguna bagi tanaman dari dalam tanah, sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanaman.

A. Tujuan Pemupukan

Tanaman bawang merah banyak menghisap zat-zat makanan dari dalam tanah. Sudah barang tentu semakin lama zat-zat makanan di dalam tanah makin berkurang, maka kekurangan zat tersebut harus ditambah dari luar yaitu dengan jalan memberikan pupuk.

Pemupukan tidak hanya sekedar menambah zat-zat makanan tanaman di dalam tanah, tetapi juga berusaha supaya zat-zat makanan tidak selalu diserap terus oleh tanaman. Hal ini pupuk tidak dihisap oleh tanaman, melainkan hanya untuk memperbaiki struktur tanah.

B. Macam-macam Pupuk yang Diperlukan.

Macam-macam pupuk yang digunakan pada tanaman bawang merah antara lain:

1. Pupuk alam.
Pupuk alam merupakan pupuk alamiah yang berasal dari bahan-bahan seperti kotoran hewan, tanaman, dan kotoran dari daun atau sampah. Ketiga pupuk tersebut disebut pupuk organis, diantaranya pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos.

2. Pupuk kandang.
Pupuk ini terbuat dari kotoran-kotoran hewan ternak yang dicampur dengan sisa-sisa rumput dan lain-lain.

3. Pupuk hijau.
Pupuk hijau merupakan pupuk tanaman yang terbuat dari daun-daun yang sudah membusuk di dalam tanah. Pembuatan pupuk ini biasanya dari tanaman kacang-kacangan seperti kacang tanah, kedelai, turi, lamtoro, dadap, dan lain-lain. Selanjutnya langsung dimasukkan kedalam tanah sebelum membusuk.

Pupuk ini mengandung zat Nitrogen (N), Phospor (P), dan Kalium (K) atau sering pula disebut pupuk NPK. Pupuk ini baru dapat dihisap oleh tanaman bila pupuk tersebut sudah busuk.

4. Kompos.
Kompos adalah pupuk yang terbuat dari berbagai campuran kotoran, seperti, sampah-sampah pasar, daun-daun dan ranting muda, rumput dan lain-lain yang ditimbun dalam waktu beberapa lama, hingga menjadi busuk dan hancur.

Penggunaan pupuk alam.
Pupuk alam merupakan pupuk dasar atau pendahuluan bagi tanaman bawang merah yang biasanya diberikan sebelum dilakukan penanaman bibit.

Cara pemberian pupuk ini dimasukkan dan diolah dalam tanah pada saat pembuatan bedengan-bedengan. Pupuk dicampur secara merata dengan tanah sedalam 15-20 cm.

2. Pupuk buatan.
Pupuk buatan adalah berbagai jenis pupuk yang dibuat di pabrik-pabrik dan dijual di toko-toko pupuk, seperti Urea, NPK, KCL, DAP, dan lain-lain. Produksi tanaman bawang merah akan berhasil memuaskan jika syarat hidup tanaman terpenuhi dengan memperoleh pemupukan secara teratur dan cukup.

Untuk memperoleh hasil yang optimal, perlu pemupukan yang cukup, termasuk pupuk organis atau pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos.

Sedangkan menurut penelitian, pada awal pertumbuhan tanaman bawang merah lambat sekali menyerap unsur-unsur makanan tanaman atau hara, sedangkan pada waktu umbi mulai terbentuk hingga panen, tanaman memerlukan banyak unsur hara.

Zat-zat yang diperlukan tanaman bawang merah



Setiap tanah pada umumnya mempunyai reaksi tanah yang berbeda-beda, tergantung pada tingkat keasaman tanah setempat. Adapun zat-zat yang sangat diperlukan tanaman bawang merah adalah zat Nitrogen (N), Phospor (P), dan Kalium (K) yang biasa disebut NPK.

Apabila ketiga unsur ini dapat dipenuhi maka pertumbuhan tanaman bawang merah akan baik. Akan tetapi jika sampai terjadi kekurangan atau kelebihan NPK maka pertumbuhan tanaman akan mengalami hambatan.

Beberapa petunjuk zat-zat yang dibutuhkan tanaman bawang merah:

1. Nitrogen (N) atau zat lemas.
Zat ini merupakan protein bagi tanaman bawang merah yang berguna untuk pertumbuhan pucuk daun.

Jika kelebihan zat lemas akan mengakibatkan warna daun berubah menjadì hijau gelap, serta mudah diserang penyakit, sebaliknya jika kekurangan zat lemas akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman bawang merah menjadi lambat, daun berwarna hijau pucat, dan hasilnyapun rendah.

2. Zat Phospor (P).
Zat phospor merupakan salah satu unsur di dalam protein vang dibutuhkan oleh tanaman bawang merah yang mendorong tanaman dapat mempercepat pertumbuhan umbi, zat ini berguna sebagai perangsang akar menjadi kuat dan tahan kekeringan.

Jika kekurangan zat phospor akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman akan terlambat, daunnya berdiri tegak tetapi tidak tampak rimbun.

3. Zat Kalium (K).
Zat ini berpengaruh besar bagi pertumbuhan zat tepung atau zat gula di dalam tanaman bawang merah. Disamping memperkuat tubuh tanaman, juga menjadikan daun tidak mudah rebah ke tanah, serta tahan terhadap penyakit.

Jika kekurangan zat kalium mengakibatkan daun-daun yang paling rendah berwarna kuning, seakan-akan terbakar, tanaman tidak tahan kekurangan air, pertumbuhan umbi akan berkurang, serta mudah terkena penyakit.

Hama dan Penyakit.



Tanaman bawang merah semenjak penanaman sampai proses pertumbuhannya tidak lepas dari intaian hama dan penyakit. Hama pada tanaman biasanya merusak daun biji, serta pada akar.

Macam-macam hama yang biasanya menyerang pada tanaman bawang merah:
1. Ulat daun.
2. Ngengat daun bawang.
3. Kuman-kuman daun atau maggot.
4. Orong-orong atau anjing tanah.

Penyakit pada tanaman ini dapat digolongkan menjadi 2 bagian, diantaranya:
1. Secara Fisiologis, artinya penyakit yang disebabkan oleh keadaan sekitar. Misalnya kelebihan atau kekurangan unsur-unsur makanan di dalam tanah, pengaturan obat tidak cocok, atau suhu tidak cocok, dan sebagainya.

2. Penyakit yang disebabkan oleh cendawan, diantaranya penyakit trotol atau tol, penyakit daun lemas, busuk umbi, dan mati pucuk.

Pengendalian hama dan penyakit



Tidak selamanya tanaman lancar dan sehat, serta menghasilkan panen yang banyák, akan tetapi ada saja saat-saat gangguan-gangguan yang dapat merusak tanaman.

Gangguan-gangguan tersebut biasanya disebabkan oleh hama dan penyakit, atau bahkan sebab-sebab lain akibat pengaruh iklim.

A. Saat Berjangkitnya Hama.
Proses pertumbuhan tanaman bawang merah semenjak pembibitan hingga menjadi umbi besar, tidak lepas dari serangan hama.

Hama pada tanaman bawang merah ada yang menyerang pada siang hari, dan ada pula yang menyerang pada malam hari, bahkan siang dan małam hari.

Hama yang menyerang pada siang hari biasanya aktif pada siang hari, sedangkan pada malam hari akan pasif. Misalnya ulat daun dan ulat umbi.

Hama tersebut merusak dan memakan tanaman yang dihinggapi sampai hampir habis, bahkan habis sama sekali. Jika tanaman yang dijadikan sasaran sudah habis, barulah hama tersebut pindah ke tempat lain.

Ada pula jenis hama seperti belalang dan kepik.

Hama ini merusak daun-daun tanaman bawang merah dengan berpindah-pindah tempat dari daun yang satu ke daun lain.

Hama yang menyerang pada malam hari, biasanya belakang, sedangkan jika pada siang hari, hama tersebut bersembunyi pada tempat-tempat yang teduh.

Pemberantasan Terhadap Hama.
Ada beberapa serangga perusak tanaman bawang merah, dimana setiap jenis serangga tersebut menyerang bagian-bagian tanaman yang berbeda-beda.

Untuk mencegah timbulnya hama, seharusnya usaha pencegahan atau pengendalian dapat dilakukan sebelum serangan hama tiba. Jika terjadi hujan pada siang hari bersamaan dengan cuaca panas, maka selesai hujan tanaman bawang merah harus segera disemprot obat-obatan.

Demikian pula hujan terjadi pada malam hari, maka pengobatan dilakukan pada pagi hari menggunakan fungisida, yakni untuk mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh jamur.

Sedangkan racun yang digunakan terdiri dari insektisida untuk menyemprot serangan-serangan hama. Selanjutnya penyemprotan guna mencegah timbulnya hama dan penyakit sebaiknya dilakukan secara teratur, dengan menggunakan sistem berjangka.

Ada beberapa kerusakan tanaman bawang merah yang disebabkan oleh serangga-serangga dan ulat, yang menimbulkan kerusakan pada daun atau umbi.

Beberapa hama yang menyerang tanaman bawang merah

1. Ulat daun, ulat daun merupakan hama pada tanaman bawang merah yang menyerang daun dengan cara memotong ujung-ujung daun hingga putus. Tanda-tanda ulat daun: panjang ulat maksimal + 25 mm, warna hijau menempel pada daun, tanda-tanda serangan mula-mula yang dirusak adalah daging daun.

Pemberantasannya:
Dengan cara mekanis, artinya memotong dan mencabut daun-daun yang terserang, kemudian dibuang jauh dari tanaman, setelah terlebih dahulu ulat-ulat tersebut dimatikan dengan cara kimia, artinya disemprot dengan menggunakan racun kontak Lannate, yang berbentuk bubuk berwarna putih, sedikit berbau belerang.

Larutan yang digunakan 3-6 gram/100 liter air dengan Tamaron bentuk cair, yang larutannya 0,5 - 1 cc/liter air.

Di samping obat tersebut, juga dapat menggunakan racun lain seperti Diazinon 60 EC, Phosvel 300 EC, Atabron, Desis, Demilin, Alcistin, Dipolatan, Dithane M45, dan sebagainya menurut jenis hama.

2. Ngengat daun bawang.
Ngengat merupakan hama tanaman bawang merah yang menyebabkan kerusakan tanaman, lebih-lebih bekas serangan ulat, maka akan mudah dijangkiti bibit-bibit jamur atau cendawan hingga mengakibatkan kematian tanaman.

Tanda-tanda serangan:
Pada daun tampak berongga kecil atau berlubang, meskipun hanya sebagian kecil, tetapi dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, dan warna daun menjadi kuning seperti layu.

Penyebab-penyebabnya:
Hama ini disebabkan oleh larva yang berasal dari ngengat daun. Ngengat-ngengat ini berwarna abu-abu kecoklatan yang mempunyai titik putih, Panjangnya kira-kira 18 mm.

Pemberantasannya: Larva tidak mudah dibunuh, akan tetapi menggunakan racun Folidol M, Folidol E 650 (bahan aktif 20 gr/100 liter air) dan serbuk Foidol (300 - 500 bahan aktif) tentu akan berhasil.

3. Kuman-kuman daun (maggot).
Maggot dapat merusak tanaman bawang merah hingga berat. Serangan berat tersebut mengakibatkan tanaman bernoda, serta hasilnya pun rendah.

Kerusakan-kerusakan akibat serangan maggot:
Bermacam-macam serangan yang dilancarkan maggot, diantaranya tanaman yang masih muda menjadi layu dan mati. Umbi anakan menjadi rusak dan berbau busuk, sedangkan pada daun tampak beberapa kuman berwarna putih.

Penyebab kerusakan:
Maggot adalah kuman/larva yang berasal dari lalat daun yang mempunyai lalat-lalat rumah. Lalat-lalat tersebut seringkali beterbangan di atas bedengan-bedengan tanaman bawang merah.

Lalat daun bertelur pada kelopak daun dan menetas setelah 3 sampai 8 hari. Setelah jadi larva, masuk kedalam tanaman kemudian makan jaringan-jaringan tanaman selama 2-3 mìnggu.

Pengobatan pada hama maggot dilakukan setelah lalat daun bertelur. Disemprot 1-2 kali dengan jarak waktu 10 sampai 12 hari, menggunakan larutan Folidol E 605 20 gram bahan aktif dengan 100 liter air. Rata-rata 0,5 liter tiap meter persegi.

4. Orong-orong atau anjing tanah. Serangga-serangga ini banyak berkeliaran pada musim kemarau. Disamping memakan tanaman-tanaman muda juga menyerang dan merusak tanaman bagian akar. Orong-orong hidup dengan membuat lubang di sekitar tanaman, dan menyerang pada waktu sore hingga malam hari.

Tanda-tanda serangan, daun berwarna coklat, tanaman menjadi layu, menyerang tanaman waktu berumur 15-30 hari.

Pemberantasan dan pencegahan

Dicari dan ditangkap pada waktu siang atau malam hari, cari lobang tempat persembunyian, kemudian lubang tersebut diberi racun (Insektisida) sebelum bibit ditanam dapat diberi obat dengan insektisida, obat Dursban 5,6 liter/ha dicampur dengan bekatul 140 kg/ha, diaduk hingga rata, kemudian disebarkan di sekitar bedengan-bedengan yang terdapat hama orong-orong.

Sebelum disebarkan, tanaman disiram terlebih dahulu selanjutnya baru mengadakan pemberantasan.

Saat Berjangkitnya Penyakit.
Pada umumnya penyakit tanaman bawang merah berjangkit pada musim penghujan, akan tetapi bukan berarti pada musim kemarau penyakit tidak berjangkit, hanya prosentasenya lebih kecil. Sebagian sumber penyakit seperti virus tanaman dapat hidup dimana-mana.

Virus akan berkembang biak dengan baik bilamana mendapat tempat yang cocok untuk pertumbuhan selanjutnya. Biasanya virus tanaman lebih suka hidup di daerah yang memiliki udara lembab atau lebih suka hidup pada tanaman-tanaman yang memiliki kelembaban tanah.

Meskipun demikian, tanaman bawang merah masih kuat, karena mempunyai daya tahan terhadap serangan yang dilakukan oleh virus tanaman.

Pada garis besarnya, penyakit pada tanaman bawang merah disebabkan oleh dua faktor, diantaranya:

1. Penyakit secara fisik.
Dalam hal ini tanaman bawang merah terkena penyakit disebabkan oleh keadaan di sekitarnya atau di daerah setempat misalnya kekurangan atau kelebihan unsur-unsur makanan di dalam tanah, penyiraman kurang teratur atau suhu tidak cocok dan sebagainya. Pencegahan ini dapat diatasi dengan cara memperbaiki cara bercocok tanam.

2. Cendawan.
Hampir semua penyakit yang disebabkan oleh cendawan atau jamur cukup membahayakan bagi tanaman bawang merah, karena disamping menyerang pada bagian akar juga menyerang pada bagian daun dan umbi bawang yang menyebabkan tanaman menjadi mati.

Peringatan



Penggunaan Obat Pembasmi Hama dan Penyakit.
Dalam melakukan pengobatan, sering kali terjadi kecerobohan yang dilakukan oleh para petani.

Mereka terbiasa menganggap ringan tentang reaksi obat-obatan tanaman, artinva dalam melakukan penyemprotan obat anti hama dan penyakit tanaman, para petani kurang memperhatikan efek samping yang terjadi dan reaksi apa yang terkandung dalam obat tersebut. Hal ini akan membahayakan keselamatan para petani sendiri.

Untuk itu dalam penggunaan obat pembasmi hama dan penyakit harus selalu memperhatikan petunjuk dan peringatan yang tertulis pada label obat-obat yang hendak dipakai. Beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan:

1. Jangan sekali-kali mencium dan merasakan obat-obatan.

2. Obat-obatan yang baru dibeli harus ada tanda atau label nama obat.

3. Jangan sekali-kali menyemprotkan atau menaburkan obat sambil berdiri berlawanan dengan arah angin, karena obat akan terhisap melalui pernafasan atau mengenai mata.

4. Tidak dibenarkan menyemprot obat pada waktu angin kencang atau pada waktu hujan.

5. Pada saat melakukan penyemprotan tidak boleh sambil minum atau merokok.

6. Hìndari bekas tempat obat-obatan yang sudah terpakai. Jangan sampai terpegang atau diambil oleh anak kecil yang belum mengerti akan bahaya obat tanaman.

7. Selesai melakukan penyemprotan, cucilah tangan, muka, atau mandi yang bersih menggunakan sabun. Pakaian dicuci bersih.

8. Berikan tanda-tanda bahwa tanaman sudah diobati.

9. Bakar atau tanamlah kedalam tanah semua bekas tempat obat yang berbahaya.

Semoga bermanfaat
Hart sltg

Komentar

Postingan Populer

Budidaya tanaman koro benguk

8 manfaat buah pakel atau bajang

Budidaya tanaman porang atau iles-iles