Budidaya tanaman porang atau iles-iles

Budidaya tanaman porang atau iles-iles

Porang atau iles-iles (Amorphophallus oncophyllus)(Amorphophallus muelleri Bl.) adalah tumbuhan atau tanaman penghasil umbi yang dapat dimakan. Tanaman ini masih sekerabat dan mirip penampilan dan manfaatnya dengan suweg dan walur, porang sering kali disamakan dengan kedua jenis tanaman tersebut.

Klasifikasi ilmiah


Kerajaan: Plantae
Filum: Tracheophyta
Subfilum: Angiospermae
Kelas: Liliopsida
Ordo: Alismatales
Keluarga: Araceae
Subfamili: Aroideae
Suku: Thomsonieae
Genus: Amorphophallus
Spesies: Amorphophallus muelleri

Porang atau iles-iles merupakan salah satu jenis tumbuhan keluarga Araceae, dengan ciri-ciri tangkai daun berupa batang semu dengan tinggi 40 sampai 180 cm, diameter 1 sampai 5 cm, bulat, ungu atau hijau dengan bintik putih yang tidak beraturan, masing-masing bercabang tumbuh bohlam coklat dan bohlam kuning.

Daun
Porang memiliki semua daun atau batang yang berwarna hijau muda sampai hijau tua dan memiliki bercak putih kehijauan, permukaan halus. Daunnya berbentuk elips dengan ujung daun runcing, permukaan halus dan bergelombang.

Daun muda memiliki tepi ungu muda atau hijau dan akan berakhir dengan warna kuning dengan lebar antara 0,3-0,5 mm. Seluruh kanopi lebarnya antara 50 sampai 150 cm.

Batang
Batang tumbuh di atas umbi dengan diameter antara 25-50 mm dan tinggi 75-175 cm. Umbi memiliki warna kuning kecoklatan atau abu-abu pada permukaan luar dan kuning kecoklatan pada bagian dalam, berbentuk agak lonjong, akar berserat, berat 450 hingga 3500 gram, jaringan halus, masa (dormansi) 4-5 bulan dan kandungan glukomanan 35 sampai 55%.

Bunga
Bunga majemuk, berdaging, berbunga dan berkelamin tunggal dengan bunga jantan di tengah telinga, berbentuk lonjong, meruncing ke pangkal, diameter 40-80 mm, tinggi 10 hingga 22 cm, hijau atau kuning kehijauan dan berakhir oranye-merah.

Bulbil
Bulbil tumbuh pada percabangan daun, bagian luar berwarna coklat dan bagian dalam berwarna kuning, permukaan kasar, berbentuk simetris atau lonjong, berat 1 hingga 23 gram, dengan diameter 1-5 cm, struktur jaringan halus, 4 sampai 5 bulan masa dormansi dan kadar glukomanan 25 hingga 30%.

Buahnya terbentuk secara apomiktik, tersusun pada tangkai, berwarna merah muda kehijauan saat muda dan merah saat tua. Rata-rata 300 butir per tongkol, matang dalam 8 sampai 9 bulan sejak berbunga dan biji tetap dorman selama 1-2 bulan.

Pertumbuhan dan penyebaran

Seperti suweg, porang dapat tumbuh baik pada tanah bertekstur ringan, yaitu pada kondisi tanah liat berpasir, berstruktur gembur, dan kaya akan unsur hara, di samping juga memiliki pengairan yang baik, kandungan humus yang tinggi, dan memiliki pH tanah 6 hingga 7,5.

Tanaman porang memiliki organ vegetatif yang terdiri dari daun, batang, umbi dan akar. Batang semu tumbuh selama kurang lebih 6 bulan, kemudian rontok dan umbi yang sudah terbentuk memasuki masa dormansi. Umbi tersebut akan tumbuh menjadi tanaman baru pada musim hujan berikutnya. Bila umbinya besar maka akan tumbuh bunga.

Iles-iles atau porang menghasilkan bulbil pada periode pertama, 4 sampai 7 bulbil pada periode kedua dan 10 sampai 20 bulbil pada periode ketiga. Ukuran bulbil bervariasi, tergantung pada lokasi percabangan dan umur tanaman.

Siklus hidup tanaman ini dimulai dari pembibitan hingga menghasilkan buah dan matang pada usia 9 hingga 36 bulan. Tanaman ini akan berbunga jika berat umbinya lebih dari 500 gram dan dua kali masa pertumbuhan vegetatif. Umbi ini akan tumbuh maksimal setelah menyelesaikan empat masa vegetatif atau sebelum memasuki masa seksual.

Tunas menggunakan cadangan nutrisi dalam umbi benih untuk pertumbuhan daun dan batang. Umbi benih akan membusuk dan digantikan umbi baru setelah 60 hari, dan akan membesar menggunakan fotosintesis.

Tanaman porang merupakan tumbuhan tropis, tumbuh baik di tempat teduh, seperti di bawah rumpun bambu, pinggir sawah, pinggir sungai, hutan lebat dengan ketinggian 100 hingga 1000 mdpl, suhu antara 25 sampai 35 °C, curah hujan 300 sampai 500 mm per bulan selama masa pertumbuhan vegetatif, tanah gembur dan pH 6-7.5. Banyak tanaman liar tumbuh di lereng sungai dan lereng bukit.

Manfaat porang


Manfaat porang terutama untuk bidang kesehatan dan industri, karena terdapat kandungan glukomanan pada tepung umbinya.

Umbi porang mengandung karbohidrat berupa glukomanan yang tersusun dari glukosa dan manosa. Polimer glukomanan memiliki karakteristik galaktomanan dan selulosa yang membentuk kristal dan serat halus. Glukomanan akan mengembang 138% hingga 200% dengan cepat dalam air.

Umbi porang banyak digunakan dalam industri obat-obatan, kosmetik, makanan, termasuk agar-agar, tahu, mie, roti dan lem.

Tepung iles-iles digunakan sebagai bahan makanan bagi penderita diabetes, meningkatkan fungsi pencernaan, menurunkan berat badan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit seperti, kanker usus besar, kardiovaskular, divertikular, kegemukan, kencing manis dan kolesterol tinggi dalam darah.

Tepung porang juga bermanfaat untuk menekan peningkatan kadar glukosa dalam darah sekaligus mengurangi kadar kolesterol serum, yaitu makanan yang memiliki indeks glikemik rendah dan memiliki sifat fungsional hipokolesterolemik dan hipoglikemik.

Umbi iles-iles dapat mencapai berat sekitar 5 kg, cita rasanya netral, sehingga mudah dipadukan dengan beragam bahan makanan, sebagai bahan baku pembuatan kue tradisional dan modern.

Budidaya porang


Budidaya porang atau menanam porang itu berbeda dengan tanaman lain, tanaman ini ada masa tumbuh waktu musim tanam, pertumbuhan, panen dan dormansi.

Masa pertumbuhan sebagai berikut:

Fase vegetatif.
Bulan 1, 2 dan 3 itu masa pembuatan tunas, pembuatan akar batang dan daun. Pada masa ini tanaman akan memakan stok nutrisi di umbi lama sampai akar dan daun siap mengganti penyediaan nutrisi.

Pada masa ini di tandai dengan perkembangan tanaman yang sangat pesat dan cepat, dari umbi ke tunas, ke kuncup lalu mekar dan menjadi daun yang sempurna.

Fase Generatif
Bulan 3, 4, 5 dan 6, yaitu masa setelah batang dan daun tumbuh sempurna, maka tanaman akan mulai membuat katak dan mengisi umbi. Pada masa ini saatnya aplikasi hormon atau pupuk pembesar umbi.

Tidak ada perubahan yang signifikan dari sisi fisik tanaman selain makin hijau makin kuat batangnya. Makin keras dan makin kokoh. Yang menarik di fase ini adalah katak yang makin besar dan banyak, kalau untuk batang lama akan tetap, kecuali tunas susulan yang selalu datang lebih besar.

Untuk masa tanam tumbuhan ini umumnya dilakukan saat periode musim kemarau hingga awal musim penghujan.

Pengolahan tanah
Tindakan pertama yang harus dilakukan saat menanam porang atau iles-iles adalah dengan merawat dan mengolah tanah dengan benar.

Tanahnya harus diolah, kalau tanahnya keras umbinya bisa gepeng. Kalau tanahnya gembur, umbinya membulat atau globos.

Saat iles-iles ditanam di tanah yang keras, maka umbi yang ada di dalam akan cenderung tumbuh ke permukaan tanah. Sehingga hasil panen akan didapatkan umbi yang berbentuk mirip dengan singkong yang memanjang.

Sebaliknya, jika iles-iles ditanam di tanah yang gembur. Maka hasil umbi akan tumbuh ke samping dan bisa membulat besar, tanah yang kandungan pasirnya tinggi itu lebih bagus.

Hal berikutnya yang harus dilakukan agar hasil umbi tanaman ini bagus adalah, jangan menanam bibit terlalu dalam.

Kedalaman tanah yang paling ideal untuk budidaya tanaman porang ini adalah sekitar 10 sampai 15 sentimeter.

Jika menanamnya terlalu dalam, maka hasil umbi akan memanjang seperti singkong, dan juga terdapat sekat di antaranya meskipun dalam satu umbi.

Jarak tanam
Tumbuhan ini merupakan tanaman yang bisa ditanam di naungan pohon, disarankan agar jarak tanam porang tidak terlalu rapat.

Jika menanam iles-iles dengan jarak rapat, maka umbi sulit untuk tumbuh besar membulat.

Pupuk
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal tanaman ini memerlukan pupuk, pupuk yang baik adalah pupuk kandang.

Pupuk kandang ini akan bagus untuk kondisi tanah, secara fisika, kimia dan biologisnya cukup baik.

Kalau memakai pupuk NPK atau pupuk buatan, hasilnya lebih bagus, akan tetapi perlu di perhatikan, kandungan kimianya juga tinggi.

Jika tetap ingin memberikan campuran pupuk NPK atau pupuk kimia yang lain, maka cukup satu kali saja selama masa tanam.

Penyiangan
Porang merupakan tanaman yang sebenarnya tanpa dirawat masih tetap bisa tumbuh.

Akan tetapi, dengan melakukan perawatan tanaman, seperti membersihkan rumput dan alang-alang yang mengganggunya bisa membuat hasil panen lebih baik.

Perawatan
Membudidayakan tanaman porang ini tidak cukup sulit seperti tanaman lainnya. Perawatan selama masa tanam, porang tidak perlu disemprot pestisida atau pupuk kimia secara rutin.

Kecuali jika tanaman iles-iles tersebut berada di tanah yang terlalu lembab dan diserang jamur, serta saat tanah terinfeksi yang bisa mengakibatkan umbi tanaman juga ikut terinfeksi.

Jika tanah di sekitar penanaman iles-iles tersebut terinfeksi oleh jamur, maka petani wajib dan harus membersihkan.

Baca juga budidaya tanaman tebu

Masa panen porang

Porang dapat dipanen setelah masa tanam tumbuhan selama enam bulan atau sehabis periode musim kemarau berakhir, dan bisa lebih lama lagi.

Jika tidak dipanen, tanaman ini akan layu dan seolah mati.

Tapi mereka tidak sepenuhnya mati, nanti pada musim berganti, tahun depan saat musim kemarau berikutnya, kalau diberikan pupuk dan dirawat lebih lanjut, tanaman ini bisa hidup kembali.

Jika tidak sempat panen pada 6 bulan pertama, tanaman iles-iles bisa dipanen sampai tiga tahun ke depan, dan itu nanti hasil umbinya sangat besar.

Panen yang bagus adalah satu bulan setelah batang mati, karena perakaran sudah lepas, sehingga umbi mudah di ambil dan juga kadar air sudah standar.

  • Catatan

Dormansi
Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal.

Masa dormansi, batang tanaman akan layu dan menguning lalu mengering.

Pada saat batang tanaman mulai layu atau masa dormansi, maka makanan tanaman tidak di makan oleh batang dan daun, tapi di simpan di umbi, khususnya zat yang tidak membutuhkan fotosintesis.

Masa dormansi umumnya pada bulan 6 hingga bulan 9.

Karena itu pada masa ini, umbi masih bisa membesar sampai nanti akar.

Bulbil
struktur seperti umbi kecil, terutama di ketiak daun atau di pangkal batang, yang dapat membentuk tanaman baru.

Glukomanan
Glukomanan adalah polisakarida yang dapat larut dalam air dan dianggap sebagai serat pangan, ini merupakan komponen hemiselulosa dalam dinding sel beberapa spesies tumbuhan

Semoga bermanfaat
Hart sltg

Komentar

Postingan Populer

Budidaya tanaman koro benguk

8 manfaat buah pakel atau bajang